WARTAMU, YOGYAKARTA - Berdasarkan hasil
hisab, Pimpinan Pusat Muhammadiyah telah menetapkan Idul Adha jatuh pada
tanggal 10 Zulhijah 1437 H, atau pada Senin 12 September 2016. Hari
Raya Idul Adha secara umum memiliki makna yang istimewa bagi umat Islam.
"Keistimewaan tersebut diantaranya, bagi yang mampu menunaikan ibadah
Haji pasti akan mendapatkan banyak pengalaman spiritual dan sosial di
tanah suci, dan yang tidak melaksanakan ibadah haji, Idul Qurban
mengandung berbagai macam dimensi," ucap Fida Afif, Wakil Sekretaris
Majelis Tabliqh Pimpinan Pusat Muhammadiyah ketika dihubungi redaksi
website muhahammadiyah.or.id pada Kamis (1/9/16).
Dimensi yang pertama yaitu dimensi pendidikan aqidah, yaitu terkait
dengan keimanan dan ketakwaan dalam menjalankan perintah dan
meninggalkan larangan. Kedua, dimensi muamalah yaitu memiliki pandangan
bahwa banyak hikmah yang akan didapatkan dengan adanya ibadah qurban,
termasuk meningkatnya populasi hewan qurban dan omzet penjualannya.
Ketiga, dimensi akhlak, yaitu bagaimana memerlakukan hewan qurban, dan memerlakukan masyarakat. Keempat, dimensi sosial.
Kembali dilanjutkan Afif, keyakinan dan ketaatan kita kepada Allah
harus di atas segala-galanyanya. Cinta kita kepada Allah melebihi cinta
kita kepada makhluk. Hal ini dicontohkan oleh Nabi Ibrahim AS yang tidak
ragu menyembelih putranya atas dasar iman.
"Dialog antara Ibrahim dan Ismail merupakan puncak ketakwaan terhadap
perwujudan iman kepada Allah, ketika Ibrahim hendak menyembelih Ismail,
seketika Allah menggantinya dengan binatang qurban," jelas Afif.
Melalui peristiwa tersebut pelajaran pendidikan aqidah yang dapat
diambil yaitu terkait dengan keimanan dan ketakwaan kepada Allah.
"Ketakwaan kita kepada Allah mesti di atas segala-galanyanya. Dengan itu
maka Allah akan memberikan sesuai dengan haknya," tambah Afif.
Terlepas dari hal itu Afif juga mengatakan bahwa Majelis Tabligh PP
Muhammadiyah akan melakukan pelayanan dengan mengirim imam/khatib ke
berbagai daerah yang memerlukan. "Majelis Tabligh PP Muhammadiyah
bersama-sama dengan jaringan struktur Majelis Tabligh sampai Daerah dan
Cabang berkoordinasi dalam hal mempersiapkan imam/khatib untuk kebutuhan
shalat Idul Adha," katanya.
Kembali dilanjutkan Afif, Kegiatan pengiriman imam/katib ke
daerah-daerah sudah lama dan sudah mentradisi. "Semua personil Majelis
Tabligh siap turun untuk khutbah, kami akan ke daerah-daerah yang
membutuhkan imam/khatib sesuai dengan surat yang masuk," ucap Afif.
Ke depan, Majelis Tabligh PP Muhammadiyah akan membuat sebuah sistem
informasi, yang mana nantinya jadwal khotib/imam sekaligus tempat shalat
ied dapat didata dan diakses oleh publik.
"Fungsi dari sistem itu agar nantinya siapapun bisa mengetahui dan bisa
memilih untuk menjalankan shalat dimana, sesuai dengan data yang
tersedia," tutupnya.sumber : http://muhammadiyah.or.id
0 komentar:
Posting Komentar