WARTAMU, YOGYAKARTA – Ketua Pimpinan Pusat
Muhammadiyah, Yunahar Ilyas menyebutkan bahwa terdapat dua hal yang
hingga saat ini masih menjadi permasalahan umat muslim, khususnya umat
muslim di Indonesia. Kedua permasalahan itu terkait dengan persoalan
akhlak, dan kesenjangan ekonomi.
“Degradasi akhlak umat muslim saat ini sangatlah memprihatinkan,” ujar Yunahar, Senin (1/1) di Yogyakarta.
Permasalahan akhlak yang saat ini kerap melanda umat muslim disebutkan
Yunahar ada tiga, yaitu akhlak pribadi, akhlak sosial, dan akhlak di
ruang publik.
Akhlak pribadi bagi seorang muslim, berarti tidak melakukan zina dan
menjauhinya, tidak mencuri dan korupsi, tidak mabuk-mabukan dan
mengonsumsi narkoba, tidak membunuh, tidak berbohong, dan tidak
melakukan hal apapun yang dilarang agama.
Pemberatasan Minuman Keras (miras) menurut Yunahar sudah cukup masif
dilakukan oleh pihak kepolisian. Puluhan bahkan ratusan ribu botol miras
hasil razia sudah dimusnahkan polisi. Ia sangat mengapresiasi atas
usaha kepolisian itu. Namun usaha ini, sambunya, tidak didukung penuh
oleh kebijakan pemerintah. Kebijakan yang ada sebatas pemetaan lokasi
yang diperbolehkan menjual miras sesuai kadarnya, belum pada aturan
untuk melarang peredaranya, atau penutupan pabrik yang mengolahnya.
“Sebanyak apapun botol yang mereka sita, berapa kalipun melakukan
razia, miras tidak akan habis karena pabriknya masih diperbolehkan
beroprasi,” tegas Yunahar.
Kembali dijelaskan Yunahar, terkait dengan akhlak sosial, yaitu sejauh
mana kita berbuat baik kepada tetangga dan masyarakat, peduli terhadap
kaum dhuafa, anak yatim, dan rakyat kecil.
“Kepedulian terhadap sesama bangsa Indonesia, khsusnya umat Islam saat
ini cukup merosot. Masyarakat sekarang lebih banyak acuh tak acunya
ketimbang rasa peduli,” ujarnya.
Sedangkan terkait akhlak di ruang publik, Yunahar menjelaskan yaitu
berkaitan dengan kedisiplinan, kebersihan, dan menghargai waktu.
Termasuk kebiasaan corat-coret, vandalism, di ruang publik yang marak di
Indonesia. “Corat-coret di ruang publik itu bukan cerminan ekspresi,
tapi melihatkan kemerosotan akhlak,” tegasnya.
Lanjut Yunahar, permasalahan umat Islam Indonesia yang kedua, yaitu
berada pada kesenjangan ekonomi. Menurutnya, kesenjangan ekonomi di
Indonesia sudah di bawah kewajaran. 1% orang Indonesia menguasai 55%
asset negara. Bahkan di Jakarta, 11% orang yang menguasai 77% property
di sana. Termasuk 85% lahan perkebunan di Indonesia yang hanya dimiliki
oleh 25 orang saja.
“Saya harap pemerintah melakukan terobosan-terobosan baru untuk mengatasi masalah serius ini,” kata Yunahar. tuturnya.
Mengatasi kesenjangan ekonomi tersebut, Pimpinan Pusat Muhammadiyah
sejak lima tahun terakhir ini melalui Majelis Ekonomi dan Kewirausahaan
membuat program untuk memerangi kesenjangan ekonomi. Salah satunya
adalah program mengumpulkan satu juta saudagar muslim.
Sumber : muhammadiyah.or.id
0 komentar:
Posting Komentar